Paris (pengucapan
/ˈpærɨs/ dalam bahasa Inggris;
[3] [paʁi] (bantuan·info) dalam bahasa Perancis) adalah
ibukota Perancis. Terletak di sungai
Seine, di utara Perancis, di jantung
region Île-de-France (juga dikenal sebagai "Region Paris";
bahasa Perancis:
Région parisienne). Kota Paris pada batas administratifnya (tak berubah sejak 1860) memiliki penduduk 2.167.994 jiwa (Januari 2006).
[4] Unité urbaine Paris (atau
wilayah urban) memanjang ke luar batas kota administratif dan memiliki perkiraan penduduk 9.93 juta (tahun 2005).
[5] Aire urbaine Paris (atau
wilayah metropolitan) memiliki penduduk hampir 12 juta jiwa,
[6] dan merupakan salah satu
wilayah metropolitan terpadat di
Eropa.
[7]
Pemukiman penting bagi lebih dari dua milenium, Paris hari ini menjadi salah satu pusat
bisnis dan
budaya terdepan di dunia, dan campuran
politik,
pendidikan,
hiburan,
media,
fashion,
sains dan
seni semuanya membantu statusnya sebagai salah satu
kota global terbesar di dunia.
[8] Region Paris (
Île-de-France) adalah ekonomi kota terbesar di Eropa, dan kelima terbesar dalam
daftar kota menurut PDB dunia. Dengan €500.8 miliar (US$628.9 miliar), kota ini menghasilkan seperempat
produk domestik bruto (PDB) Perancis tahun 2006.
[9] Region Paris memiliki 36 dari perusahaan
Fortune Global 500[10] di beberapa distrik bisnis, terutama
La Défense, distrik bisnis terbesar di Eropa.
[11] Paris juga memiliki banyak organisasi internasional seperti
UNESCO,
OECD,
ICC dan
Paris Club.
Paris adalah kota tujuan turis paling populer di dunia, dengan 30 juta pengunjung asing per tahun.
[12] Terdapat sejumlah marka tanah terkenal di antara berbagai atraksinya, bersama dengan institusi terkenal dan taman terpopuler di dunia.
Etimologi
Paris diucapkan pengucapan
/ˈpærɪs/ dalam
bahasa Inggris, dan
IPA [paʀi] (bantuan·info) dalam
bahasa Perancis. Nama latin Paris adalah
Lutetia (
/lutetja/), atau
Lutetia Parisiorum, (Bahasa Perancis:
Lutèce (
[lytɛs])), yang kemudian dipotong menjadi hanya Paris. Nama ini berasal dari suku
Parisii Galia, yang namanya mungkin berasal dari kata Galia Celt, berarti "ketel besar", tapi tidak berhubungan. Penulis lainnya menganggap nama
Parisii berasal dari kata Galia Celt
parisio yang berarti "orang bekerja" atau "pengrajin."
[13] Sejak awal abad ke-20, Paris telah dikenal sebagai
Paname (
[panam]) dalam
slang Perancis (
Moi j'suis d'Paname, artinya "Saya dari Paname"), sebuah slang yang telah populer di kalangan remaja dalam beberapa tahun belakangan.
Penduduk Paris dikenal sebagai Parisian
[pəˈɹɪzjənz] atau
[pəˈɹiː.ʒn̩z] dalam
bahasa Inggris dan
Parisien (
[paʀizjɛ̃] (bantuan·info)) dalam
bahasa Perancis. Kata
Parigot (berarti "warga Paris", diucapkan
[paʀigo] (bantuan·info)) kadang-kadang digunakan dalam
slang Perancis. Sering dianggap merendahkan,
Parigot memiliki konotasi baik, seperti dalam lagu terkenal oleh
Maurice Chevalier: "
C'est un gars d'Ménilmontant, un vrai p'tit Parigot, ..." ("Ia seseorang dari
Ménilmontant, seorang warga Paris kecil, ..."). Secara lokal, penghuni pinggiran Paris dikenal sebagai
banlieusard [bɑ̃ljøzaʀ] (bantuan·info)), berarti penghuni
banlieue ("pinggiran kota"). Penduduk
région Île-de-France (Region Paris) dikenal secara resmi sebagai
Francilien (
[fʀɑ̃siljɛ̃] (bantuan·info)). Warga Paris menyebit orang dari luar Île-de-France sebagai
Provinciaux (dari berbagai provinsi). Penggunaan sebutan ini, seperti menganggap seluruh Perancis sebagai
la province, kadang-kadang dianggap merendahkan.
Sejarah
Tanda-tanda arkeologi awal pemukiman permanen di Paris berawal di tahun 4200
SM.
[14] Parisii, sub-suku
Senones Kelt, yang dikenal sebagai kaum pedagang
[rujukan?], menghuni daerah dekat sungai
Seine sejak 250 SM
[rujukan?].
Romawi menguasai rawa Paris tahun 52 SM,
[14] dengan pemukiman permanen di akhir abad yang sama di
Tepi Kiri Bukit Sainte Geneviève dan pulau
Île de la Cité. Kota
Galia-Romawi ini aslinya bernama
Lutetia, tapi di-Galisiakan menjadi
Lutèce. Meluas hebat menjelang abad-abad berikutnya, menjadi kota yang makmur dengan sebuah forum, istana, kolam, kuil, teater dan ampiteater.
[15] Kejatuhan kekaisaran Romawi dan serangan Jermanik abad ke-13 membawa kota ini ke dalam era kegelapan. Tahun 400 M
Lutèce, yang kemudian ditinggalkan oleh penghuninya, hanya berupa kota garnisun kecil di dalam pulau tengah berbenteng tak beraturan.
[14] Kota ini menerima nama "Paris" di akhir pendudukan Romawi.
Sekitar tahun 500
M, Paris adalah pusat bagi
raja Frank,
Clovis I, yang membangun
katedral dan biara pertamanya ditujukan pada keturunannya, yang kemudian menjadi
santo pelindung kota,
Sainte Geneviève[rujukan?]. Setelah wafatnya Clovis, kerajaan Frank terbelah, dan Paris menjadi ibukota dari negara berdaulat yang lebih kecil
[rujukan?]. Pada masa dinasti
Karolingia (abad ke-9), Paris lebih kecil dari kabupaten feodal
[rujukan?]. Bangsawan Paris mulai membuka diri dan memegang kekuasaan besar daripada Raja
Francia occidentalis,
Odo, Bangsawan Paris terpilih menjadi raja yang menggantikan
Charles si Gemuk, karena keterkenalannya ia berhasil mempertahankan Paris selama pengepungan
Viking (
Pengepungan Paris (885-886)). Meskipun
pulau Cité selamat dari serangan Viking, sebagian kota
Tepi Kiri hancur; daripada dibangun kembali di sana, setelah mengeringkan rawa di utara pulau, Paris mulai memperluas diri ke
Tepi Kanan[rujukan?]. Tahun 987 M,
Hugh Capet, Bangsawan Paris, terpilih menjadi Raja Perancis, mendirikan
dinasti Capet yang mengangkat Paris sebagai ibukota Perancis
[rujukan?].
Sejak 1190, Raja
Philip Augustus menutup Paris dari kedua tepi dengan dinding yang melibatkan
Louvre sebagai benteng barat dan tahun 1200 membuka
Universitas Paris yang menarik pelajar dari seluruh
Eropa[rujukan?]. Selama periode ini kota membangun aktivitas distribusi luas yang masih terjadi hingga sekarang: pulau tengah memiliki institusi pemerintah dan keagamaan, tepi kiri menjadi pusat pendidikan dengan Universitas dan
perguruan tinggi, sementara tepi kanan berkembang sebagai pusat perdagangan di sekitar pasar sentral
Les Halles[rujukan?].
Paris kehilangan posisinya seabgai ibukota Perancis ketika diduduki oleh
Burgundia sekutu Inggris selama
Perang Seratus Tahun, tapi memperoleh gelarnya kembali ketika
Charles VII mengklaim kembali kota ini tahun 1437. Meskipun Paris menjadi ibukota lagi, Kerajaan ditempatkan di kastil
Lembah Loire[rujukan?]. Selama
Perang Agama Perancis, Paris menjadi basis
partai Katolik, mengakibatkan
Pembantaian Hari St. Bartholomew (1572). Raja
Henry IV mendirikan kembali istana kerajaan di Paris tahun 1594 setelah berpindah agama ke Katolik Roma (dengan kalimat terkenalnya:
Paris sangat pantas merayakan Misa). Selama
Fronde, warga Paris memberontak dan keluarga kerajaan meninggalkan kota (1648). Raja
Louis XIV pindah ke istana kerajaan permanen di
Versailles tahun 1682. Seabad kemudian, Paris menjadi pusat
Revolusi Perancis, dengan
Penyerangan Bastille tahun 1789 dan
penjatuhan monarki tahun 1792
.
Abad ke-19
Revolusi Industri,
Kekaisaran Kedua Perancis, dan
Belle Époque membawa Paris ke pembangunan terbaiknya sepanjang sejarah. Sejak 1840-an, angkutan rel membolehkan banyak arus migran ke Paris yang tertarik dengan pekerjaan di industri baru di pinggiran kota. Kota ini mengalami renovasi besar-besaran ketika
Napoleon III dan
préfet-nya
Haussmann, yang
meratakan seluruh distrik sempit, melebarkan jalan raya untuk membuat jaringan jalan lebar dan façade neo-klasik Paris modern. Program "Haussmannisasi" ini dirancang untuk membuat kota lebih indah dan lebih bersih bagi para penduduknya, meskipun memiliki keuntungan lebih pada pemberontakan atau revolusi yang akan datang, pasukan berkuda dan senapan dapat digunakan untuk meredam pemberontakan setelah taktik pengepungan pemberontak yang sering digunakan selama Revolusi tidak terpakai lagi.
[16]
Epidemi
cacar tahun 1832 dan 1849 menjangkit penduduk Paris-epidemi 1832 sendiri menewaskan 20.000 orang dari 650.000 penduduk.
[17] Paris juga mengalami dampak besar dari
pengepungan yang mengakhiri
Perang Perancis-Prusia (1870-1871): dalam kekacauan yang diawali kejatuhan pemerintahan Napleon III,
Komune Paris (1871) menyebabkan banyak pusat administratif Paris (dan arsip kota) terbakar sementara 20.000 warga Paris tewas setelah pertikaian antara pasukan Komune dan Pemerintah yang kemudian dikenal sebagai
semaine sanglante (Minggu Berdarah).
[18]
Paris kembali pulih dengan cepat dari peristiwa tersebut untuk menyelenggarakan
Pameran Universal di abad ke-19.
[19] Menara Eiffel dibangun sebagai peringatan Revolusi Perancis pada
Pameran Universal 1889, sebagai tampilan "sementara" keagungan arsitektur tapi menjadi menara tertinggi di dunia hingga 1930, dan marka tanah terkenal kota ini, sementara
Pameran Universal 1900 merupakan pembukaan jalur
Métro de Paris pertama. Pameran Dunia Paris juga menempatkan posisinya pada industri pariwisata dan sebagai kota yang cocok untuk acara pameran teknologi dan dagang internasional.
Abad ke-20
Selama
Perang Dunia I, Paris berada di garis depan perang, telah membendung serangan Jerman atas kemenangan Perancis dan Britania pada
Pertempuran Pertama Marne tahun 1914. Di tahun 1918-1919, terjadi parade kemenangan
Sekutu dan perundingan perdamaian. Pada
periode antarperang Paris terkenal karena masyarakat yang berbudaya dan berseni dan kehidupan malamnya. Kota ini menjadi tempat berkumpulnya pelukis dari seluruh dunia, dari komposer terusir Rusia
Stravinsky dan pelukis Spanyol
Picasso dan
Dalí hingga penulis Amerika
Hemingway.
[20] Bulan Juni 1940, lima minggi setelah awal
Pertempuran Perancis, Paris jatuh dalam pendudukan pasukan Jerman yang menetap di sana hingga
kota ini dibebaskan bulan Agustus 1944, dua bulan setelah serangan Normandia.
[21]
Paris Tengah yang terkena dampak
Perang Dunia II tidak mengalami kerusakan, karena tidak ada target strategis bagi pengebom Sekutu (stasiun kereta di pusat Paris adalah
stasiun terminal; pabrik besar terletak di pinggiran kota), dan juga karena tampilan budayanya.
Jenderal von Choltitz dari Jerman tidak menghancurkan semua monumen Paris sebelum Jerman mundur, seperti yang diperintahkan
Adolf Hitler, yang mengunjungi kota tahun 1940.
[22]
Setelah perang, Paris mengalami pembangunan terbesarnya sejak akhir
Belle Époque tahun 1914. Pinggiran kota mulai meluas, dengan pembangunan estat masyarakat besar yang dikenal sebagai
cités dan permulaan distrik bisnis
La Défense. Sebuah jaringan kereta bawah tanah ekspres canggih,
RER, dibangun untuk melengkapi Métro dan melayani pinggiran kota yang jauh, sementara jaringan freeway dibuat di pinggiran kota, terpusat pada expressway
Périphérique yang mengitari kota
[rujukan?].
Sejak 1970-an, banyak pinggiran kota dalam Paris (khususnya utara dan timur) telah mengalami
deindustrialisasi, dan
cités makmur telah menjadi penampungan imigran dan pengangguran
[rujukan?]. Di waktu yang sama, kota Paris (dalam lingkaran
Périphérique) dan pinggiran barat dan selatan telah berkembang dari ekonomi tradisional ke jasa bernilai tinggi dan produksi peralatan canggih, menghasilkan keuntungan bagi penduduknya yang pendapatan per kapitanya di antara yang tertinggi di Eropa. Perbedaan sosial itu membawa kedua daerah tersebut memberontak sejak pertengahan 1980-an, seperti
kerusuhan 2005 yang dipusatkan terutama di pinggiran timurlaut.
Abad ke-21
Untuk meredam ketegangan sosial di pinggiran dalam dan memulihkan
ekonomi Paris metropolitan, beberapa rencana sedang dijalankan. Kantor
Sekretaris Negara untuk Pembangunan Wilayah Ibukota dibangun bulan Maret 2008 dalam
pemerintah Perancis. Pemiliknya,
Christian Blanc, bertugas memeriksa rencana Presiden
Nicolas Sarkozy untuk pembentukan wilayah metropolitan (lihat bagian Administrasi di bawah)
Grand Paris ("Paris Raya"), juga perpanjangan jaringan kereta bawah tanah untuk mengimbangi pertumbuhan populasi di Paris dan pinggirannya, dan berbagai proyek pembangunan ekonomi untuk mendorong ekonomi metropolitan seperti pembangunan bangunan teknologi dan sains kelas dunia dan kampus universitas di
plateau Saclay di pinggiran selatan.
Sama, Presiden Sarkozy juga meluncurkan sebuah kompetisi urban dan arsitektur internasional tahun 2008 untuk pembangunan masa depan Paris metropolitan. Sepuluh tim yang termasuk arsitek, perencana urban, ahli geografi, arsitek lanskap akan memberikan visi mereka membangun metropolis Paris abad ke-21 setelah era
setelah Kyoto dan membuat diagnosis perspektif untuk Paris dan pinggirannya yang akan menjelaskan pembangunan masa depan di Paris Raya untuk 40 tahun berikutnya. Tujuannya tidak hanya membangun sebuah metropolis ramah lingkungan tapi juga mengintegrasikan pinggiran kota dalam dengan pusat Kota Paris melalui operasi perencanaan urban berskala besar dan proyek arsitektur unik.
Sementara itu, dalam usaha mendorong wajah Paris metropolitan pada kompetisi global, beberapa pencakar langit supertinggi (300 m / 1,000 ft dan lebih) telah disetujui sejak 2006 di distrik bisnis
La Défense, di barat batas kota, dan dijadwalkan selesai awal 2010-an. Pihak Kota Paris juga mengumumkan mereka merencanakan pembangunan pencakar langit di dalam batas kota dengan memperbarui batas tinggi bangunan untuk pertama kalinya sejak konstruksi
Tour Montparnasse pada awal 1970-an.
Arsitektur
Paris "Modern" adalah hasil dari
perancangan ulang urban pertengahan abad ke-19[rujukan?]. Berabad-abad kota ini telah menjadi labirin bagi jalan sempit dan rumah
setengah-kayu, tapi berawal tahun 1852, urbanisasi luas
Baron Haussmann meratakan seluruh distrik untuk membuat jalan lebar yang dilengkapi denan bangunan batu neo-klasik
bourgeoise; kebanyakan Paris 'baru' ini adalah Paris yang kita lihat hari ini. Rencana
Kekaisaran Kedua masih terjadi sekarang, sementara kota Paris masih memberlakukan hukum "
pelurusan" yang telah diubah (facade bangunan diganti menurut lebar jalan) pada beberapa pembangunan baru. Tinggi bangunan juga ditetapkan menurut lebar jalan yang dilalui, dan kode bangunan Paris telah mengalami berbagai perubahan sejak pertengahan abad ke-19 untuk konstruksi tinggi. Ini menjadi alasan bahwa Paris adalah kota yang "datar"
[rujukan?].
Perbatasan Paris yang tak berubah, kode bangunan yang dibatasi dan jarangnya tanah kosong telah membantu membuat fenomena yang disebut
muséification (atau "museumifikasi"), pada waktu yang sama mereka melestarikan masa lalu bersejarah Paris, hukum yang telah ditetapkan menjadikannya sulit membangun di dalam batas kota bangunan tinggi dan kebutuhan yang dibutuhkan untuk penduduk yang terus meningkat
[rujukan?]. Banyak institusi dan infrastruktur ekonomi Paris telah dipindahkan, atau direncanakan pindah ke, pinggiran kota
[rujukan?]. Distrik bisnis keuangan (
La Défense), pasar makanan utama (
Rungis), sekolah terkenal (
École Polytechnique,
HEC,
ESSEC,
INSEAD, dll.), laboratorium penelitian terkenal di dunia (di
Saclay atau
Évry), stadion olahraga terbesar (
Stade de France), dan beberapa kementerian (Kementerian Transportasi) terletak di luat kota Paris. Arsip Nasional Perancis akan dipindahkan ke pinggiran utara sebelum 2010
[rujukan?]. Kebutuhan untuk Paris yang lebih besar ditanggapi oleh pemerintah Perancis. Pada November 2007, diskusi untuk Paris besar telah dimulai, pinggiran kota mana yang akan dimasukkan dalam Paris besar belum diputuskan. Dalam beberapa hal, seperti perluasan tidak akan terjadi sebelum pemilihan balai kota Perancis, dijadwalkan pada musim semi 2008.
dan ini beberapa foto Paris Sekarang....
.