facebook

Kamis, 31 Maret 2011

PARIS

Paris (pengucapan /ˈpærɨs/ dalam bahasa Inggris;[3] [paʁi] dalam bahasa Perancis) adalah ibukota Perancis. Terletak di sungai Seine, di utara Perancis, di jantung region Île-de-France (juga dikenal sebagai "Region Paris"; bahasa Perancis: Région parisienne). Kota Paris pada batas administratifnya (tak berubah sejak 1860) memiliki penduduk 2.167.994 jiwa (Januari 2006).[4] Unité urbaine Paris (atau wilayah urban) memanjang ke luar batas kota administratif dan memiliki perkiraan penduduk 9.93 juta (tahun 2005).[5] Aire urbaine Paris (atau wilayah metropolitan) memiliki penduduk hampir 12 juta jiwa,[6] dan merupakan salah satu wilayah metropolitan terpadat di Eropa.[7]
Pemukiman penting bagi lebih dari dua milenium, Paris hari ini menjadi salah satu pusat bisnis dan budaya terdepan di dunia, dan campuran politik, pendidikan, hiburan, media, fashion, sains dan seni semuanya membantu statusnya sebagai salah satu kota global terbesar di dunia.[8] Region Paris (Île-de-France) adalah ekonomi kota terbesar di Eropa, dan kelima terbesar dalam daftar kota menurut PDB dunia. Dengan €500.8 miliar (US$628.9 miliar), kota ini menghasilkan seperempat produk domestik bruto (PDB) Perancis tahun 2006.[9] Region Paris memiliki 36 dari perusahaan Fortune Global 500[10] di beberapa distrik bisnis, terutama La Défense, distrik bisnis terbesar di Eropa.[11] Paris juga memiliki banyak organisasi internasional seperti UNESCO, OECD, ICC dan Paris Club.
Paris adalah kota tujuan turis paling populer di dunia, dengan 30 juta pengunjung asing per tahun.[12] Terdapat sejumlah marka tanah terkenal di antara berbagai atraksinya, bersama dengan institusi terkenal dan taman terpopuler di dunia.

Etimologi

Paris diucapkan pengucapan /ˈpærɪs/ dalam bahasa Inggris, dan IPA [paʀi] dalam bahasa Perancis. Nama latin Paris adalah Lutetia (/lutetja/), atau Lutetia Parisiorum, (Bahasa Perancis: Lutèce ([lytɛs])), yang kemudian dipotong menjadi hanya Paris. Nama ini berasal dari suku Parisii Galia, yang namanya mungkin berasal dari kata Galia Celt, berarti "ketel besar", tapi tidak berhubungan. Penulis lainnya menganggap nama Parisii berasal dari kata Galia Celt parisio yang berarti "orang bekerja" atau "pengrajin."[13] Sejak awal abad ke-20, Paris telah dikenal sebagai Paname ([panam]) dalam slang Perancis (Ltspkr.pngMoi j'suis d'Paname, artinya "Saya dari Paname"), sebuah slang yang telah populer di kalangan remaja dalam beberapa tahun belakangan.
Penduduk Paris dikenal sebagai Parisian [pəˈɹɪzjənz] atau [pəˈɹiː.ʒn̩z] dalam bahasa Inggris dan Parisien ([paʀizjɛ̃] ) dalam bahasa Perancis. Kata Parigot (berarti "warga Paris", diucapkan [paʀigo] ) kadang-kadang digunakan dalam slang Perancis. Sering dianggap merendahkan, Parigot memiliki konotasi baik, seperti dalam lagu terkenal oleh Maurice Chevalier: "C'est un gars d'Ménilmontant, un vrai p'tit Parigot, ..." ("Ia seseorang dari Ménilmontant, seorang warga Paris kecil, ..."). Secara lokal, penghuni pinggiran Paris dikenal sebagai banlieusard [bɑ̃ljøzaʀ] ), berarti penghuni banlieue ("pinggiran kota"). Penduduk région Île-de-France (Region Paris) dikenal secara resmi sebagai Francilien ([fʀɑ̃siljɛ̃] ). Warga Paris menyebit orang dari luar Île-de-France sebagai Provinciaux (dari berbagai provinsi). Penggunaan sebutan ini, seperti menganggap seluruh Perancis sebagai la province, kadang-kadang dianggap merendahkan.

Sejarah

Tanda-tanda arkeologi awal pemukiman permanen di Paris berawal di tahun 4200 SM.[14] Parisii, sub-suku Senones Kelt, yang dikenal sebagai kaum pedagang[rujukan?], menghuni daerah dekat sungai Seine sejak 250 SM[rujukan?]. Romawi menguasai rawa Paris tahun 52 SM,[14] dengan pemukiman permanen di akhir abad yang sama di Tepi Kiri Bukit Sainte Geneviève dan pulau Île de la Cité. Kota Galia-Romawi ini aslinya bernama Lutetia, tapi di-Galisiakan menjadi Lutèce. Meluas hebat menjelang abad-abad berikutnya, menjadi kota yang makmur dengan sebuah forum, istana, kolam, kuil, teater dan ampiteater.[15] Kejatuhan kekaisaran Romawi dan serangan Jermanik abad ke-13 membawa kota ini ke dalam era kegelapan. Tahun 400 M Lutèce, yang kemudian ditinggalkan oleh penghuninya, hanya berupa kota garnisun kecil di dalam pulau tengah berbenteng tak beraturan.[14] Kota ini menerima nama "Paris" di akhir pendudukan Romawi.

Sekitar tahun 500 M, Paris adalah pusat bagi raja Frank, Clovis I, yang membangun katedral dan biara pertamanya ditujukan pada keturunannya, yang kemudian menjadi santo pelindung kota, Sainte Geneviève[rujukan?]. Setelah wafatnya Clovis, kerajaan Frank terbelah, dan Paris menjadi ibukota dari negara berdaulat yang lebih kecil[rujukan?]. Pada masa dinasti Karolingia (abad ke-9), Paris lebih kecil dari kabupaten feodal[rujukan?]. Bangsawan Paris mulai membuka diri dan memegang kekuasaan besar daripada Raja Francia occidentalis, Odo, Bangsawan Paris terpilih menjadi raja yang menggantikan Charles si Gemuk, karena keterkenalannya ia berhasil mempertahankan Paris selama pengepungan Viking (Pengepungan Paris (885-886)). Meskipun pulau Cité selamat dari serangan Viking, sebagian kota Tepi Kiri hancur; daripada dibangun kembali di sana, setelah mengeringkan rawa di utara pulau, Paris mulai memperluas diri ke Tepi Kanan[rujukan?]. Tahun 987 M, Hugh Capet, Bangsawan Paris, terpilih menjadi Raja Perancis, mendirikan dinasti Capet yang mengangkat Paris sebagai ibukota Perancis[rujukan?].
Sejak 1190, Raja Philip Augustus menutup Paris dari kedua tepi dengan dinding yang melibatkan Louvre sebagai benteng barat dan tahun 1200 membuka Universitas Paris yang menarik pelajar dari seluruh Eropa[rujukan?]. Selama periode ini kota membangun aktivitas distribusi luas yang masih terjadi hingga sekarang: pulau tengah memiliki institusi pemerintah dan keagamaan, tepi kiri menjadi pusat pendidikan dengan Universitas dan perguruan tinggi, sementara tepi kanan berkembang sebagai pusat perdagangan di sekitar pasar sentral Les Halles[rujukan?].
Paris kehilangan posisinya seabgai ibukota Perancis ketika diduduki oleh Burgundia sekutu Inggris selama Perang Seratus Tahun, tapi memperoleh gelarnya kembali ketika Charles VII mengklaim kembali kota ini tahun 1437. Meskipun Paris menjadi ibukota lagi, Kerajaan ditempatkan di kastil Lembah Loire[rujukan?]. Selama Perang Agama Perancis, Paris menjadi basis partai Katolik, mengakibatkan Pembantaian Hari St. Bartholomew (1572). Raja Henry IV mendirikan kembali istana kerajaan di Paris tahun 1594 setelah berpindah agama ke Katolik Roma (dengan kalimat terkenalnya: Paris sangat pantas merayakan Misa). Selama Fronde, warga Paris memberontak dan keluarga kerajaan meninggalkan kota (1648). Raja Louis XIV pindah ke istana kerajaan permanen di Versailles tahun 1682. Seabad kemudian, Paris menjadi pusat Revolusi Perancis, dengan Penyerangan Bastille tahun 1789 dan penjatuhan monarki tahun 1792.

Abad ke-19


Revolusi Industri, Kekaisaran Kedua Perancis, dan Belle Époque membawa Paris ke pembangunan terbaiknya sepanjang sejarah. Sejak 1840-an, angkutan rel membolehkan banyak arus migran ke Paris yang tertarik dengan pekerjaan di industri baru di pinggiran kota. Kota ini mengalami renovasi besar-besaran ketika Napoleon III dan préfet-nya Haussmann, yang meratakan seluruh distrik sempit, melebarkan jalan raya untuk membuat jaringan jalan lebar dan façade neo-klasik Paris modern. Program "Haussmannisasi" ini dirancang untuk membuat kota lebih indah dan lebih bersih bagi para penduduknya, meskipun memiliki keuntungan lebih pada pemberontakan atau revolusi yang akan datang, pasukan berkuda dan senapan dapat digunakan untuk meredam pemberontakan setelah taktik pengepungan pemberontak yang sering digunakan selama Revolusi tidak terpakai lagi.[16]
Epidemi cacar tahun 1832 dan 1849 menjangkit penduduk Paris-epidemi 1832 sendiri menewaskan 20.000 orang dari 650.000 penduduk.[17] Paris juga mengalami dampak besar dari pengepungan yang mengakhiri Perang Perancis-Prusia (1870-1871): dalam kekacauan yang diawali kejatuhan pemerintahan Napleon III, Komune Paris (1871) menyebabkan banyak pusat administratif Paris (dan arsip kota) terbakar sementara 20.000 warga Paris tewas setelah pertikaian antara pasukan Komune dan Pemerintah yang kemudian dikenal sebagai semaine sanglante (Minggu Berdarah).[18]
Paris kembali pulih dengan cepat dari peristiwa tersebut untuk menyelenggarakan Pameran Universal di abad ke-19.[19] Menara Eiffel dibangun sebagai peringatan Revolusi Perancis pada Pameran Universal 1889, sebagai tampilan "sementara" keagungan arsitektur tapi menjadi menara tertinggi di dunia hingga 1930, dan marka tanah terkenal kota ini, sementara Pameran Universal 1900 merupakan pembukaan jalur Métro de Paris pertama. Pameran Dunia Paris juga menempatkan posisinya pada industri pariwisata dan sebagai kota yang cocok untuk acara pameran teknologi dan dagang internasional.

Abad ke-20

 

Selama Perang Dunia I, Paris berada di garis depan perang, telah membendung serangan Jerman atas kemenangan Perancis dan Britania pada Pertempuran Pertama Marne tahun 1914. Di tahun 1918-1919, terjadi parade kemenangan Sekutu dan perundingan perdamaian. Pada periode antarperang Paris terkenal karena masyarakat yang berbudaya dan berseni dan kehidupan malamnya. Kota ini menjadi tempat berkumpulnya pelukis dari seluruh dunia, dari komposer terusir Rusia Stravinsky dan pelukis Spanyol Picasso dan Dalí hingga penulis Amerika Hemingway.[20] Bulan Juni 1940, lima minggi setelah awal Pertempuran Perancis, Paris jatuh dalam pendudukan pasukan Jerman yang menetap di sana hingga kota ini dibebaskan bulan Agustus 1944, dua bulan setelah serangan Normandia.[21]
Paris Tengah yang terkena dampak Perang Dunia II tidak mengalami kerusakan, karena tidak ada target strategis bagi pengebom Sekutu (stasiun kereta di pusat Paris adalah stasiun terminal; pabrik besar terletak di pinggiran kota), dan juga karena tampilan budayanya. Jenderal von Choltitz dari Jerman tidak menghancurkan semua monumen Paris sebelum Jerman mundur, seperti yang diperintahkan Adolf Hitler, yang mengunjungi kota tahun 1940.[22]
Setelah perang, Paris mengalami pembangunan terbesarnya sejak akhir Belle Époque tahun 1914. Pinggiran kota mulai meluas, dengan pembangunan estat masyarakat besar yang dikenal sebagai cités dan permulaan distrik bisnis La Défense. Sebuah jaringan kereta bawah tanah ekspres canggih, RER, dibangun untuk melengkapi Métro dan melayani pinggiran kota yang jauh, sementara jaringan freeway dibuat di pinggiran kota, terpusat pada expressway Périphérique yang mengitari kota[rujukan?].
Sejak 1970-an, banyak pinggiran kota dalam Paris (khususnya utara dan timur) telah mengalami deindustrialisasi, dan cités makmur telah menjadi penampungan imigran dan pengangguran[rujukan?]. Di waktu yang sama, kota Paris (dalam lingkaran Périphérique) dan pinggiran barat dan selatan telah berkembang dari ekonomi tradisional ke jasa bernilai tinggi dan produksi peralatan canggih, menghasilkan keuntungan bagi penduduknya yang pendapatan per kapitanya di antara yang tertinggi di Eropa. Perbedaan sosial itu membawa kedua daerah tersebut memberontak sejak pertengahan 1980-an, seperti kerusuhan 2005 yang dipusatkan terutama di pinggiran timurlaut.

Abad ke-21

Untuk meredam ketegangan sosial di pinggiran dalam dan memulihkan ekonomi Paris metropolitan, beberapa rencana sedang dijalankan. Kantor Sekretaris Negara untuk Pembangunan Wilayah Ibukota dibangun bulan Maret 2008 dalam pemerintah Perancis. Pemiliknya, Christian Blanc, bertugas memeriksa rencana Presiden Nicolas Sarkozy untuk pembentukan wilayah metropolitan (lihat bagian Administrasi di bawah) Grand Paris ("Paris Raya"), juga perpanjangan jaringan kereta bawah tanah untuk mengimbangi pertumbuhan populasi di Paris dan pinggirannya, dan berbagai proyek pembangunan ekonomi untuk mendorong ekonomi metropolitan seperti pembangunan bangunan teknologi dan sains kelas dunia dan kampus universitas di plateau Saclay di pinggiran selatan.
Sama, Presiden Sarkozy juga meluncurkan sebuah kompetisi urban dan arsitektur internasional tahun 2008 untuk pembangunan masa depan Paris metropolitan. Sepuluh tim yang termasuk arsitek, perencana urban, ahli geografi, arsitek lanskap akan memberikan visi mereka membangun metropolis Paris abad ke-21 setelah era setelah Kyoto dan membuat diagnosis perspektif untuk Paris dan pinggirannya yang akan menjelaskan pembangunan masa depan di Paris Raya untuk 40 tahun berikutnya. Tujuannya tidak hanya membangun sebuah metropolis ramah lingkungan tapi juga mengintegrasikan pinggiran kota dalam dengan pusat Kota Paris melalui operasi perencanaan urban berskala besar dan proyek arsitektur unik.
Sementara itu, dalam usaha mendorong wajah Paris metropolitan pada kompetisi global, beberapa pencakar langit supertinggi (300 m / 1,000 ft dan lebih) telah disetujui sejak 2006 di distrik bisnis La Défense, di barat batas kota, dan dijadwalkan selesai awal 2010-an. Pihak Kota Paris juga mengumumkan mereka merencanakan pembangunan pencakar langit di dalam batas kota dengan memperbarui batas tinggi bangunan untuk pertama kalinya sejak konstruksi Tour Montparnasse pada awal 1970-an.

Arsitektur

 

Paris "Modern" adalah hasil dari perancangan ulang urban pertengahan abad ke-19[rujukan?]. Berabad-abad kota ini telah menjadi labirin bagi jalan sempit dan rumah setengah-kayu, tapi berawal tahun 1852, urbanisasi luas Baron Haussmann meratakan seluruh distrik untuk membuat jalan lebar yang dilengkapi denan bangunan batu neo-klasik bourgeoise; kebanyakan Paris 'baru' ini adalah Paris yang kita lihat hari ini. Rencana Kekaisaran Kedua masih terjadi sekarang, sementara kota Paris masih memberlakukan hukum "pelurusan" yang telah diubah (facade bangunan diganti menurut lebar jalan) pada beberapa pembangunan baru. Tinggi bangunan juga ditetapkan menurut lebar jalan yang dilalui, dan kode bangunan Paris telah mengalami berbagai perubahan sejak pertengahan abad ke-19 untuk konstruksi tinggi. Ini menjadi alasan bahwa Paris adalah kota yang "datar"[rujukan?].
Perbatasan Paris yang tak berubah, kode bangunan yang dibatasi dan jarangnya tanah kosong telah membantu membuat fenomena yang disebut muséification (atau "museumifikasi"), pada waktu yang sama mereka melestarikan masa lalu bersejarah Paris, hukum yang telah ditetapkan menjadikannya sulit membangun di dalam batas kota bangunan tinggi dan kebutuhan yang dibutuhkan untuk penduduk yang terus meningkat[rujukan?]. Banyak institusi dan infrastruktur ekonomi Paris telah dipindahkan, atau direncanakan pindah ke, pinggiran kota[rujukan?]. Distrik bisnis keuangan (La Défense), pasar makanan utama (Rungis), sekolah terkenal (École Polytechnique, HEC, ESSEC, INSEAD, dll.), laboratorium penelitian terkenal di dunia (di Saclay atau Évry), stadion olahraga terbesar (Stade de France), dan beberapa kementerian (Kementerian Transportasi) terletak di luat kota Paris. Arsip Nasional Perancis akan dipindahkan ke pinggiran utara sebelum 2010[rujukan?]. Kebutuhan untuk Paris yang lebih besar ditanggapi oleh pemerintah Perancis. Pada November 2007, diskusi untuk Paris besar telah dimulai, pinggiran kota mana yang akan dimasukkan dalam Paris besar belum diputuskan. Dalam beberapa hal, seperti perluasan tidak akan terjadi sebelum pemilihan balai kota Perancis, dijadwalkan pada musim semi 2008.
dan ini beberapa foto Paris Sekarang....



.
Read more »

Senin, 14 Maret 2011

Tsunami Jepang



WNI di Sendai dan Prefektur Ibaraki Jepang Ngungsi di Gedung SD
Gelombang Tsunami Jepang di Papua 2 Meter Rusak Rumah Warga


215.000 Rakyat Jepang Mengungsi Pasca Gempa dan Tsunami
Pasca Tsunami, Bendungan di Fukushima Jepang Jebol Hari In



Perusahaan pengelola pembangkit listrik tenaga nuklir Jepang, Tokyo Electric Power Co. (TEPCO) mengatakan pada Sabtu sore (12/3/2011) bahwa satu ledakan terdengar di dekat satu reaktor nuklir yang rusak di Prefektur Fukushima sebagai tanda bahwa kehancuran sedang terjadi.

Juru bicara Badan Keamanan Perindustrian dan Nuklir dalam jumpa pers mengonfirmasi bahwa ledakan terdengar di dekat reaktor nomor satu di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Nomor satu, Fukushima.

Sementara itu, Kantor Berita NHK melaporkan bahwa atap bangunan runtuh dan empat orang terluka dalam kecelakaan tersebut.

Menurut laporan NHK insiden itu terjadi pada sekitar pukul 15.36 sehari setelah gempa bumi sebesar 8,8 skala Richter melanda Jepang timurlaut yang mengakibatkan tsunami besar di perairan Pasifik.

Zat radio aktif telah terdeteksi dan pemerintah setempat menyarankan penduduk untuk menjaga jarak pada radius sejauh sepuluh kilometer dari pembangkit tenaga nuklir.

Laporan ledakan terjadi setelah gempa susulan dan berlangsung ditengah misi pencarian dan penyelamatan masal yang dilakukan di kawasan timurlaut Jepang yang melibatkan pasukan militer Jepang dan Amerika Serikat.

Sementara regu penyelamat internasional tiba di Jepang, setidaknya 1.300 orang diperkirakan telah tewas akibat gempa bumi dan tsunami raksasa.(em/at)
Read more »

Rabu, 09 Maret 2011

Tips Menghadapi UNAS

Ujian Nasional sudah di ambang pintu,sudah menjadi tradisi dari tahun ke tahun persiapan tip atau trik agar siswa berhasil dalam menempuh Ujian Nasional telah dilakukan oleh sekolah. Apa yang harus kita siapkan bersama? Strategi apapun yang akan kita pilih hendaknya tidak melupakan subjek yang akan menghadapi Ujian Nasional itu sendiri, yaitu siswa. Tidaklah sepenuhnya salah , cuma keliru,jika guru membuat strategi hanya berdasarkan pengalaman tahun lalu dan mengasumsikan kemungkinan kemungkinan Ujian Nasional yang akan datang. Kita juga harus ingat bahwa karakter siswa setiap tahun itu berbeda. Komitmen antara Guru Bidang Studi dan para siswa yang amat diperlukan. Tidak ada gunanya pendalaman materi yang dilakukan selama berbulan-bulan, jika para siswa melakukan hal itu tanpa kesadaran penuh akan tujuan UN akhir mereka: lulus dengan prestasi terbaik. Yang terjadi mungkin para siswa akan bosan dan jenuh. Para guru sia-sia mengorbankan waktu dan tenaga. Sekolah percuma menghabiskan biaya untuk pendalaman ini.
Ada beberapa strategi atau jurus-jurus yang bisa dilakukan oleh beberapa sekolah sesuai kondisi sekolahnya masing-masing.
Strategi yang mungkin cocok untuk sekolah Anda :

1. Menganalisis SKL ( Standar Kompetensi Lulusan )

Jika sudah menerima SKL jangan langsung digandakan dan dibagi ke siswa, tentunya perlu dianalisis dulu,kita perlu maklumi bahwa pemahaman setiap siswa itu berbeda-beda, bahkan tak dipungkiri gurupun juga terkadang mengalami kesulitan dalam memahami SKL, apalagi guru yang baru dan belum berpengalaman. Yang jelas pengalaman sangat berarti dalam hal ini.
2. Buatlah bank soal yang sesuai indikator-indikator SKL.
Bank soal bisa di dapat melalui toko toko buku,arsip sekolah atau jika ingin yang gratis bisa berburu di Internet. Namun, akan tetap lebih baik jika guru sendiri yang menyusun bank soal itu. Sebab,bila guru sendiri yang menyusun soal bisa disusun secara sitematis berdasarkan hasil analisis SKL. Kelebihan yang lain, latihan-latihan yang diberikan guru pun bisa sistematis sesuai tuntutan SKL UN, sehingga dapat diketahui tuntutan SKL mana yang belum dikuasai siswa. Dengan kata lain daya serap siswa terhadap materi Ujian Nasional bisa dipantau.
3. Melaksanakan try out.
Kebiasaan sekolah melaksanakan try out lebih dari 2 kali,bahkan ada juga yang sampai 5 kali try out. Siswa terus digodok dengan suguhan-suguhan soal ujian nasional yang terkadang membikin siswa stress alias jenuh, bagaimana tidak jenuh orang setiap mendapat soal try out soal nya hanya itu-itu saja, tidak sedikit pula soal –soal try out itu hanya menggunakan soal-soal tahun-tahun sebelumnya, dengan alasan karena guru sibuklah, tata usaha yang kebanyakan pekerjaan sehingga tidak punya banyak waktu untuk mengetik soal-lah, dsb. Tetapi soal- soal try out sebaiknya disusun berdasarkan tuntutan indikator SKL secara keseluruhan.Hal ini dimaksudkan agar peningkatan ketuntasan setiap kompetensi siswa dapat terwujud. Dan perlu di ingat jangan menjejali soal try out dalam waktu terlalu dekat dengan pelaksanaan Ujian Nasional
4. Perlu melaksanakan pendalaman materi UN
Kita sadari sebenarnya SKL itu belum tuntas, materi yang belum tuntas inilah yang menjadi bahan untuk pendalaman materi UN. Guru tidak perlu bingung mencari materi pendalaman.Dengan demikian target kita akan lebih jelas.
Mudahan trik ini bermanfaat bagi anda.
Read more »

 
Powered by Blogger